Legenda Danau Tolire di Maluku Utara Indonesia
5 minute read
![]() |
Danau Tolire |
Ketika mengunjungi Ternate, Propinsi Maluku Utara, tak lengkap rasanya jika belum mengunjungi Danau Tolire, sebuah danau indah di bawah kaki Gunung Gamalama.
Asal usul danau Tolire merupakan salah satu kisah rakyat Ternate yang menjadi legenda dan dikenang hingga masa kini.
Untuk menempuh danau Tolire yang berada di Desa Takome, Kecamatan Pulau Ternate dibutuhkan waktu sekitar 60 menit dengan perjalanan darat dari pusat kota Ternate.
Menariknya, sepanjang perjalanan ke tempat ini kita akan melihat keindahan lain dari pulau Ternate. Rimbunnya pepohonan pala dan cengkeh bisa dijumpai di tepi jalan, ditambah dengan lingkungan pedesaan yang masih asri.
Setelah memasuki gerbang danau Tolire, pengunjung harus membayar Rp 1.500 untuk kendaraan roda dua dan Rp 3.000 saja untuk kendaraan roda empat.
Selain karena indahnya menikmati hamparan air danau berwarna hijau lumut/hijau tosca ini, ada cerita unik yang melegenda.
1. Legenda Asal-usul Danau Tolire.
Setelah memasuki gerbang danau Tolire, pengunjung harus membayar Rp 1.500 untuk kendaraan roda dua dan Rp 3.000 saja untuk kendaraan roda empat.
Selain karena indahnya menikmati hamparan air danau berwarna hijau lumut/hijau tosca ini, ada cerita unik yang melegenda.
1. Legenda Asal-usul Danau Tolire.
![]() |
Tolire Besar Tolire Kecil |
A. Asal-usul Danau Tolire Menurut Legenda Mitos Masyarakat Setempat.
Alkisah menurut masyarakat setempat danau tolire lahir dari sebuah kutukan yang berawal dari tindakan Amoral seorang Ayah yang berhubungan intim dengan putrinya hingga sang putri tersebut mengandung. Padahal, sang Ayah konon adalah seorang pemimpin desa yang terletak di kaki Gunung Gamalama dan cukup dihormati oleh warganya.
Setelah hubungan memalukan itu diketahui oleh penduduk desa, Ayah dan putrinya ini pun mendapatkan hukuman sosial dengan diusir dari desa tempat mereka berada. Dalam kondisi sangat malu, sang Ayah dan putrinya pun pergi dari desa tempat mereka tinggal. Namun belum sempat mereka pergi, sebuah gempa bumi dahsyat pun terjadi melanda desa tersebut.
Beberapa warga percaya bahwa gempa itu merupakan hukuman dari Yang Maha Kuasa karena perbuatan maksiat antara Ayah dan putrinya tersebut. Desa itu pun terguncang dengan tanah yang retak, muncul air dan menenggelamkan seluruh desa beserta penduduknya ke dalam bumi. Akhirnya desa tersebut pun menjadi sebuah Danau raksasa yang dikenal sebagai Danau Tolire besar.
![]() |
Danau Tolire Besar |
Kutukan ini tidak berhenti sampai disini, sang Putri yang mengetahui datangnya bencana pun sempat melarikan diri hingga ke tepian pesisir laut. Namun, kutukan gempa tersebut tetap terjadi dan melanda tanah tempat putri tersebut berpijak.
Musibah yang terjadi di desa mereka pun kembali terjadi dan menciptakan danau lainnya yang lebih kecil dan dikenal sebagai Danau Tolire kecil. Hingga saat ini, masyarakat Ternate masih mempercayai kisah Legenda ini dan menganggap Danau Tolire Besar sebagai simbol dari sang Ayah terkutuk dan Danau Tolire Kecil sebagai simbol keberadaan Putri sang Ayah tersebut.
Kisah memilukan ini juga menimpa penduduk desa tersebut. Mereka ikut terkena imbas dosa dari Ayah dan putrinya itu dan Sang Kuasa pun mengutuk mereka semua menjadi buaya putih penjaga Danau Tolire Besar yang awalnya adalah desa mereka.
Kisah ini memang dipercaya hanya sebatas legenda, namun menurut pengakuan warga setempat, sudah banyak wisatawan maupun penduduk lokal yang melihat langsung keberadaan buaya-buaya putih penunggu Danau Tolire Besar dengan mata kepala sendiri. Terkait kutukan ini, warga setempat juga percaya bahwa tidak ada satupun orang yang mampu melemparkan batu hingga ke tengah danau.
B. Asal-usul Danau Tolire Karna Erupsi Gunung Gamalama.
![]() |
Gunung Gamalama |
Danau Tolire Besar merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Ternate. Danau ini bagaikan sebuah mangkuk raksasa berisikan air berwarna hijau toska yang tenang. Di sekeliling danau ini dihiasi dengan hutan lebat berwarna hijau yang begitu menyejukkan mata.
Pulau Ternate memiliki luas sekitar 1.118 km2 ini sejatinya adalah bagian tubuh Gamalama, yang kakinya berada di dalam laut. Ketinggian gunung ini jika diukur dari permukaan laut hanya 1.715 meter. Namun, jika diukur dari dasar laut, ketinggan Gamalama mencapai 3.000 meter.
Letusan Gamalama pernah terjadi di permukiman saat pembentukan danau Tolire Jaha (Tolire Besar) tahun 1775.
Tolire Jaha terletak di barat laut Ternate, berjarak 4 km dari puncak Gamalama dan 500 meter dari pantai. Petaka itu dimulai dengan gempa bumi beruntun yang mengguncang Desa Soela Takomi pada tanggal 5 September 1775. Desa ini terletak 1,5 km dari Kelurahan Takoma saat ini. Gempa tektonik itu memicu erupsi Gamalama hingga terjadi letusan uap panas selama beberapa jam pada 7 September dini hari.
Suara gemuruh menyertai erupsi yang berlangsung hingga hari terang. Saat warga sekitar Desa Soela Takomi menengok kampung itu pada siang hari, mereka hanya mendapati lubang kawah yang menganga lebar. Sebanyak 141 warga desa hilang bersama tenggelamnya desa mereka.
C. Siluman Buaya Putih dan Mitos Lempar Batu
![]() |
Buaya putih |
Di danau Tolire Besar yang luasnya sekitar 5 hektar itu katanya ada siluman buaya putih. Menurut cerita penduduk panjangnya mencapai 10 meter lebih, ini bukan legenda. Buaya itu beneran adany. Siluman Buaya Putih yang kerap dilihat penampakannya oleh warga sekitar.
Dalam obrolan dengan beberapa warga sekitar, mereka mengaku pernah melihat moncong dan ekor buaya di Danau Tolire. Warga lain pun membenarkan pernyataan itu.
Tak heran, jika tidak ada aktivitas wisatawan yang sedang berenang di danau cantik itu. Medan yang terjal ke bawah untuk menuju danau juga menjadi halangan bagi wisatawan untuk turun ke sana.
Selain kisah tentang asal muasal danau Tolire, cerita lain yang dipercaya masyarakat setempat adalah jika melihat buaya dengan ikat merah dileher maka akan memperoleh keberuntungan. Tapi memang cukup sulit melihat buaya di danau ini.
Masih banyak cerita lain yang menyangkut danau Tolire besar. Diantaranya, soal kedalaman danau yang menurut warga setempat, kedalamannya tidak diketahui hingga saat ini. Padahal tak sedikit peneliti yang mencoba mengukur kedalaman danau Tolire.
Terlepas dari balutan mitos yang belum tentu terbukti kebenarannya, Danau Tolire Besar tetaplah menarik untuk dikunjungi. Traveler bisa menikmati kesejukan alam, pemandangan cantik, hingga melihat aneka burung endemik Maluku yang tinggal di sekitar danau ini.
Di lokasi danau Tolire Besar juga ada aktivitas lempar batu. Kabarnya, sekuat apa pun lemparan kita, batu itu tidak akan sampai ke danau dan menghilang secara misterius.
Secara alamiah belum bisa dijelaskan bagaimana hal ini terjadi. Besar kemungkinan, hal ini disebabkan dalamnya letak danau dari posisi lemparan seseorang yang membuat lemparan itu kelihatan jauh namun sebenarnya jatuh pada titik terdekat dari pinggiran danau.
Aktivitas lempar batu ini jadi bisnis buat warga sekitar. Mereka menjual batu untuk dilempar seharga Rp 1.000 per set, isinya 5 biji. Untuk menuju ke sini tidak ada transportasi umum, jadi harus carter kendaraan atau jalan kaki karna agak jauh dari jalan besar.
Post a Comment